Cerita ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya sewaktu ikut pendakian tahunan Highcamp 2008 ke Arjuno-Welirang di Jawa Timur.
Sudah jam 5 sore, perjalanan dari kantor saya ke senayan bisa sampai 2 jam, itu kalo lancar. Biasanya sih dari kantor sampai tempat nunggu Metro Mini P10 perlu waktu 15 menit, kemudian dari simpang hotel golden (gunung sahari) sampai halte sawah besar bisa 15 menit naik M12, kalo beruntung bisa sampai di antrian busway sekitar jam 17.30 maka sekitar jam 18.45 sudah nyampe halte gelora, itu kalo beruntung, biasanya sih ngga.Sampe senayan biasanya udah ada yang ngumpul, bang Maman S, bro Andi S, Mba Dewi S, terkadang bang Hendri dan yang lain juga, terutama bang Maman yang paling sering ketemu kerna pas saya baru nyampe dia udah selesai jogging. Biasanya sih saya titip tas di mereka. Mimpi buruk Pangrango yang lalu masih jelas di benak saya, banyak yang sarankan saya harus pake deker (knee atau tight support), tapi terus terang saja saya masih belum menemukan alasan yang kuat mengapa harus memakai deker, sampai akhirnya pada waktu pulang dari senayan bersama bang Tony P, ini sebelum tim Leuser berangkat beberapa waktu lalu, dia memberi penjelasan yang lebih masuk akal mengapa harus pakai deker dan mulai minggu depannya kemudian saya sudah menggunakan deker di lutut kiri sambil berlari di senayan, saya hanya bisa 2 kali putaran dalam, dengan keringat mengucur deras di wajah, mba Dewi S berkomentar "Ih.. baru sebentar keringatnya sudah banjir", menurutku sih tidak begitu buruk bagi pemula.
Minggu demi minggu berlalu dan saya mulai menganggap serius jogging di senayan, pada suatu waktu, salah seorang bapak yang kebetulan lagi jaga pintu toilet/ruang ganti nanya ke saya, "dapat berapa putaran?", "ah, cuma dapat 3 pak, capek kali", "putaran luar atau dalam?", "putaran dalam!", "kalau gitu sekitar 2,7 Km lah, kalau yang luar itu ukuran 1 km", "oh, gitu ya…, makasih ya pak" saya akhiri percakapan ringkas tersebut sambil memberi selembar uang ribuan. Minggu depannya saya sudah berlari di lintasan luar, sebanyak 3 kali putaran dan saya tidak berlari kecil, saya benar-benar berlari! Beberapa minggu yang lalu saya sudah dapat menambah jumlah putaran berlari.
Jadi knapa cerita berlari ini harus di bahas di sini, karena ini sesuai nasehat dari abang-abang saya di HC yang telah saya repotkan menunggu lama di warung mang Idi waktu yang lalu, mereka tentu saja tidak ingin mengalami hal seperti ini terjadi lagi, tidak ingin, saya menganggap serius hal ini! Mereka juga tidak mungkin menolak saya untuk ikut pendakian bersama mereka, jadi mereka memilih jalan yang lebih baik, mendukung saya meningkatkan daya tahan fisik sekalian memulihkan lutut kiri saya, mesti saya sampaikan di sini bahwa bang Maman S telah memberikan dukungan yang luar biasa bagi pemulihan saya. Terima kasih bang, latihannya membuahkan hasil yang bagus 🙂
Baiklah itu mengenang masa lalu, sekarang kembali ke masa kini, tidak terlalu kini, tepatnya beberapa hari yang lalu.
Pos Pendakian Purwosari, 30 Juli 2008
Semuanya telah selesai packing, tinggal saya sendiri masih sibuk dengan beberapa barang kecil yang harus diselipkan di sana-sini. Ketika semuanya telah memulai pendakian, saya masih juga sibuk dengan beberapa kantong plastik dan sambil mengisi polarpack dengan air aqua campur pocari sweat, pengalaman di pangrango kemarin pocari dapat menghilangkan dahaga sekaligus menambah cairan tubuh, sehingga tentu saja mempertahankan stamina ketika berkeringat. Tidak berapa lama rombongan om Daniz dan rekan dari Pendaki sampai di lokasi dengan menumpang pickup, kelihatannya tim dari Pendaki tidak sebanyak HC, mungkin beberapa belas orang saja.
Continue reading