D-Net dan Imapproxy

Sudah beberapa hari aku kerja di kantor baru ini setelah nganggur dari pertengahan Agustus kemarin. Tempat kerja yang baru ini bergerak di bidang pelayanan jasa IT khususnya sambungan internet. PT. Core Mediatech, sebenarnya aku ngelamar kerja sebagai network monitoring, tapi ternyata diarahkan ke system engineer, untuk sementara ini kelihatannya suasana kerjanya nyaman dan menantang 🙂

Ketika baru masuk di sini ada satu server yang perlu perhatian khusus karena bebannya yang pada jam-jam tertentu naik tinggi, server ini adalah server email untuk seluruh pelanggan corporate jadi fungsinya sangat vital. Kondisinya adalah seperti ini: ketika pagi hari saat banyak user yang buka email baik melalui pop3 maupun webmail maka segera beban server tinggi yang berakibat menumpuknya antrian email sehingga sangat mengganggu user yang ingin memeriksa email. Untuk mengatasinya dilakukan cara kasar (ugly hack) yaitu dengan memati/hidupkan proses httpd. Httpd hanya melayani webmail untuk pelanggan yang ingin lihat email lewat browser, tentu saja aku ngga suka ugly hack

Cara itu harus dilakukan sampai beberapa kali hingga load server turun dan email mengalir dengan lancar kembali. Setelah membuat pemantauan grafis menggunakan netstat dan mrtg akhirnya ditemukan bahwa masalah barasal dari tingginya koneksi ke imapd melalui webmail (squirrelmail) yang mengakibatkan beban server tinggi. Solusi yang aku coba adalah menggunakan imapproxy seperti yang disarankan oleh squirrelmail sendiri.

Awalnya aku mencoba install up-imapproxy-1.2.6 yang merupakan versi stabil, tapi anehnya ketika dijalankan tidak berfungsi dan mati dengan sendirinya tanpa ada pesan error (sungguh misterius), environtmennya adalah RedHat Enterprise Linux ES 4.3, P4 3Ghz + RAM 1Gb + disk I/O yang sudah bottleneck karena pemakaian ruang harddisk telah 82% (melebihi dari yang disarankan 70%). Akhirnya aku coba install versi development terakhir yaitu versi 1.2.7rc1, hasilnya bekerja dengan baik sekali 🙂

Saat ini (siang hari) koneksi imapd secara bersamaan yang dapat dicapai adalah sampai 40 koneksi dan dapat menjaga load server tetap tenang (di bawah 5). Sangat mengesankan mengingat saat sebelumnya ketika koneksi imapd mencapai nilai belasan maka load server sudah berada pada belasan juga dan proses httpd harus segera di stop (hingga memutuskan koneksi imapd yang telah terjalin melalui webmail) untuk menyelamatkan proses aliran email.

Jadi jika email server anda mengalami load tinggi karena proses imapd yang banyak, pertimbangkan menggunakan imapproxy ;). Selain itu aku juga mau coba php accelerator untuk mengurangi beban yang tidak perlu diakibatkan proses php dari webmail.

Update 27/11/2008:

Akhirnya setelah menemukan bahwa httpd-2.0.63 worker + mod_fcgid-2.2 ternyata tidak cocok dengan php4.4.x karena menghasilkan error 500 Internal Server Error hanya untuk memproses phpinfo() saja, maka saya memutuskan untuk memasang eAccelerator-0.9.5.3 sebagai ext php-4.3.9 yang telah terpasang di server sebelumnya. Hasilnya? Lumayanlah berhasil menjaga beban server tetap rendah sementara menjaga kualitas layanan tetap bagus 🙂 Coba deh!!!

This entry was posted in Information Technology, my life. Bookmark the permalink.

6 Responses to D-Net dan Imapproxy

  1. Ronald Rianda says:

    coba gunakan nginx

  2. Dolly Aswin Harahap says:

    Untuk webmail, bisa jadi botlenecknya itu tidak di phpnya. melainkan di apache. Coba phpnya itu dijalankan sebagai cgi bukan apache modul.

    Kalau php jalan sebagai apache modul, maka doi akan menggunakan mpm prefork, dan mpm prefork ini tidak cocok untuk web server dengan trafik yang tinggi.

    Jadi solusinya bisa menggunakan duet maut mpm worker dan fast cgi 😉

  3. ArieL, FX says:

    met kerja di kantor baru bang..

    😀

  4. wisa says:

    Slamat Kerja Bang ……….. semoga sukses

  5. prast says:

    wah sukses bang..
    met kerja di kantor yah..

    kok ga onlen bang ?

  6. qo-hard says:

    bang.. dikantorku juga mengalami masalah yang sama niiih..
    processor sampa 100%..OS menggunakan win2003 webmail aku menggunakan roundcube..
    mohon bantuannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *