teman teman,
bagi umat islam ada suatu tempat yang wajib di kunjungi paling tidak sekali dalam hidupnya, namun karena bagi sebagian orang tempat ini jauh maka hanya bagi yang sudah mampu dalam biaya dan waktu saja yang di wajibkan, tempat itu di sebut mecca 😉
demikian juga dengan yang suka di pegunungan, ada tempat yang sangat ingin di kunjungi, walaupun biaya nya mahal dan memerlukan waktu yang tidak sebentar, namanya himalaya dengan dewi ibu nya, chomolungma.
tulisan ini dapat dari milis, hanya sebagai gambaran sederhana. selamat membaca !
———-
Trekking ke Nepal bukan sesuatu yang susah atau mahal. Kita bisa melakukan segalanya sendiri, datang tanpa booking ke hotel kecil, atau bisa juga melakukannya dengan bantuan biro trekking.
a. Yang patut diperhatikan – Boleh dan tidak boleh.
Nepal adalah negara mayoritas Hindu, sementara para sherpa dan orang pegunungan lainnya menganut Budha. Di Kathmandu, anda bisa dilarang masuk kuil Hindu kalau memakai sepatu atau ikat pinggang kulit. Bahkan ada kuil yang tidak boleh dimasuki sama sekali. Kuil Budha lebih longgar peraturannya, tapi pengunjung tetap perlu memerhatikan paturannya di situ. Selalu permisi lebih dulu sebelum memotret festival keagamaan, penguburan dan bagian dalam kuil. Buka sepatu sebelum masuk dan masukkan sumbangan di kotak donasi yang tersedia.
Jika bertemu 'lama' atau pimpinan 'gompa' (kuil) Budha, adalah satu kebiasaan memberikan kepadanya sebuah selendang sutra warna putih atau 'kata'. Kebiasaan juga untuk menyelipkan sumbangan dalam kata yang dilipat itu. Sang lama akan mengambil sumbangan lalu menyimpan kata atau bisa juga mengalungkan kata di leher anda sebagai satu tanda restu. Tapi saat kita memberikan 'kata' ke sang 'lama', taruh kata di meja atau tangan lama, dan jangan mengalungkannya.
Jumlah sumbangan harus dalam bilangan ganjil, misalnya 101 rupee.
Saat trekking, kita akan menemui tembok dari barisan batu yang ditulisi kata-kata suci Budha Tibet (batu 'mani'). Kita juga bisa menemui 'char-dar' (tiang yang dihias bendera kecil-kecil bertulis kata-kata suci) dan 'chorten' (monume dari batu). Jangan lupa untuk lewat ke sebelah kiri kalau melintasinya.
Berpakaianlah yang sopan. Lalu jangan memberi uang (paisa), balon (boom boom), permen (mithai), pulpen ke anak-anak desa karena bisa mendorong mereka mengemis. Jangan tinggalkan barang berharga sembarangan di hotel atau saat trekking, juga jangan tinggalkan jemuran tergantung di luar saat malam.
Jangan sentuh makanan atau sendok garpu yang dipakai orang lokal.
Makanan yang sudah disentuh akan dianggap sudah kotor (jutho) dan tidak bisa dimakan orang Hindu. Hal ini tidak berlaku bagi sherpa.