waktu aku bertemu badai dipuncak agung….

copy paste dari : http://groups.yahoo.com/group/pangrango/message/51702 

Sebelumnya turut berduka cita atas meninggalkan 7 rekan kita dipuncak Rinjani…. bisa kebayang apa yang terjadi disana …..

Alhamdullilah. .. kami berempat ( fedy, kang edeng, harno, dan nha2 ) telah tiba dengan selamat di Jakarta ..
Terimakasih atas doa2nya dan sms dari rekan-rekan yang telah kami terima

Memang benar cuaca sangat tidak bersahabat, sedari awal pendakian sekitar jam 13.05 . WITA tanggal 08 March 2007 di Pure besakih yang merupakan pintu gerbang pendakian , sudah terjadi angin kencang yang menerbangkan seng2 warung didaerah tersebut, bahkan ketika kami turun , warung yang tadinya berdiri sudah ambrug…

Saat itu dipos polisi besakih tercatat hanya rombongan kami yang akan naik gunung agung dan penduduk setempat yang kami jumpai pun telah memberi peringatan kepada kami agar berhati-hati tapi kami tetap meneruskan perjalanan dengan asumsi cuaca akan bersahabat kembali.


Harapan tinggal harapan karena selama perjalanan yang kami dengar hanya suara angin yang meraung-raung dan suara crack ..crack…buumm ..!!! dari pohon2 tumbang yang kadang samapi menutupi jalur. Menjelang malam , angin semangkin bergejolak dan demi melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk mencapai batas vegitasi maka kami memutuskan mundur mencari tanah lapang
yang sangat sulit ditemui di gunung ini dan akhirnya membuka tenda ditengah jalur dengan kondisi tanah miring.

Sempat juga terjadi accident malam itu dimana carier fedy yang seberat hampir 20 kiloan terguling ke jurang terdorong angin ..untung saja posisi jatuhnya carier masih pada dibawah jalur hingga bisa diambil kembali oleh kang Edeng. Dari sms yang kami terima diketinggian 2.500 mdpl diketahui bahwa di seluruh bali telah terjadi angin puting beliung.

Pagi harinya, cuaca sangat cerah tapi angin masih bertiup kencang. Setelah sarapan kami memutuskan untuk berdaypack hingga ke puncak dengan satu tekat bila memang hari itu kami tidak bisa mencapai puncak dan demi melihat perbekalan air yang hanya kami spare plus 1 hari , maka kami akan mundur dengan lapang dada..

Setelah menyembunyikan carier dibalik ilalang , kami melangkah menuju puncak pada pukul 10 pagi dan pada pukul 12 siang bolong kami baru mencapai batas vegitasi. Dari sini sudah terlihat puncak bayangan agung. Dari literatur yang pernah kami baca dibalik puncak bayangan itulah terletak puncak abadi gunung Agung.

Jalur menuju mencapai puncak bayangan agung dipenuhi batu-batu besar dan langsung menanjak tanpa ada bonus. sekitar hampir Jam 2 siang kami hinggap di puncak bayangan I . Diatas sana kami benar2 terbelalak melihat jalur sempit memanjang dan menanjak hampir 70 derajat dan sangat…sangat. ..terbuka dengan jurang…..hampir menyerupai jalur rinjani tapi lebih sempit karena hanya memuat satu orang untuk berjalan. Ada 2 puncak yang terlihat , yang satu merupakan puncak bayangan 2 dan disampingnya mengintip hampir menyerupai kerucut adalah puncak abadi gunung Agung.

Demi melihat itu semua Harno , yang baru saja memiliki seorang anak berpikir keras dan sempat enggan untuk melanjutkan perjalanan. Sebenarnya saya sendiripun berdiri dipuncak bayangan I saja sudah merupakan anugrah yang luar biasa. Tapi demi melihat angin yang tiba-tiba melembut membuat godaan untuk melangkah keatas sana benar-benar menguat dan hal itu juga yang dirasakan Harno , hingga akhirnya kami berempat berhasil melanjutkan perjalanan menuju puncak abadi gunung Agung diketinggian 3.142 mdpl pada pukul 4 sore.

Cuaca sangat cerah, kami bisa melihat kawah terdalam gunung agung yang berwarna kemerahan dan sempat menebarkan aroma belerang walau tidak tajam. Nun diatas sana terlihat juga gunung Rinjani sangat cantik dan cerah dan ada tumpukan awan yang kami pastikan itu kawasan plawangan. Sungguh, Kami tidak pernah mengira bahwa pada saat itu ada 7 rekan2 pendaki yang berbaring sekarat disana .

Sekitar 30 menit diatas sana, setelah Kang Edeng dan Harno melaksanakan sholat diatas puncak sebagai tanda syukur kami pun turun, tetapi perjuangan kami ternyata belum usai ……

Dan pada saat turun itulah , cuaca yang tadinya ramah tiba-tiba saja berubah. Angin menderu2 mengoyang-goyangkan badan kami dan jalur sempit itu mulai tertutup oleh kabut tebal. Jantung kamipun berdegup dengan keras. Meleset sedikit kami akan dilahap oleh jurang.. konsentrasi penuh.. konsentrasi penuh…" kataku.

Dipuncak bayangan 2, angin sudah tidak bisa teratasi, Fedy yang memiliki bobot 54 kilo mulai jalan dengan posisi jongkok , sedang aku terpaku ditempat dengan mata setengah tertutup oleh debu , hilang sudah rasa percaya diri …… melangkah ragu-ragu dengan pikiran yang kalut..

Allahuakbar. ….. !!! .Alllahu akbar…. !!! setiap langkah aku hamburkan kata2 Allahuakbar. .. Sungguh saat itu aku menyesal luar biasa karena belum sholat, seandainya aku mati….. maka aku mati dalam keadaan tidak sempurna . Terbayang wajah orangtua, terutama ibu yang selalu menasehati untuk mengurangi hobi naik ku.

Demi melihat aku yang mulai kesulitan dengan medan. Kang Edeng berinisiatif untuk menggandeng ku menuruni jalur berbatu dengan setengah berlari…, tanpa pikir panjang aku berlari bersamanya melewati Harno dan Fedy yang masih berjibaku dengan medan.

Jam 5.30 akhirnya kami semua tiba di batas vegitasi. Disitu kami melepas lelah dan bersyukur kepada Tuhan bahwa kami tiba dengan selamat. Ditempat itu juga kami dianugrahi sunset yang sungguh luar biasa dimana gunung abang tersingkap berlahan2 dari awan.

Jam 8 malam kami tiba di lokasi tempat persembunyian carier dan memutuskan untuk bermalam ditempat yang sama. Sepertinya sekarang melodi angin kencang dan hantaman pohon roboh semakin akrab dengan telinga Fedi, Harno, dan kang Edeng sehingga bisa membuat mereka tertidur pulas.

Keesokan harinya , jam 11 siang kami tiba si Pure Besakih dengan selamat. Semoga Ini merupakan perjalanan terberat ku menuju puncak … tidak puncak gunung-gunung yang lain.

Terima kasih buat teman yang sudah mendoakan, yang mengirim sms dan yang memantau terus perjalanan ini.

best regards
Tante Nha2 – feel the words unspoken.
( sebagai informasi tanggal 15 Maret ~ tanggal 19 April pendakian akan ditutup karena akan dipakai untuk upacara adat. )

This entry was posted in outdoor. Bookmark the permalink.

2 Responses to waktu aku bertemu badai dipuncak agung….

  1. yankey says:

    bang..mohon informasi rute ke renjani dari jakarta via darat..dan estimasi waktu jakarta rejani jakarta…mohon balasannya thanx sebelumnya ..

  2. kris says:

    Salam lestari,

    nice post !

    pengalaman yang sama pernah saya rasakan…..
    jadi lebih menghargai hidup bukan ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *